Quantcast
Channel: Blog Kontes Seo
Viewing all articles
Browse latest Browse all 10

Sahabatqq.com Agen Domino99 dan Poker Online Terbesar di Asia

$
0
0
Jumlah orang asing Sahabatqq.com Agen Domino99 dan Poker Online Terbesar di Asia yang belajar Bahasa Jepang dari tahun ke tahun pada umumnya terus meningkat. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2004:5-6), Sebagaimana dilaporkan di dalam Nihongo Kyouiku Nenkan bahwa dikarenakan meningkatnya kedudukan Jepang di tingkat internasional atau disebabkan perkembangan hubungan internasional Jepang dengan negara-negara lain, maka berdasarkan penelitian Bunkachou tahun 2000, pembelajar Bahasa Jepang di Jepang mencapai 95.000 orang. Sementara itu berdasarkan penelitian The Japan Foundation tahun 1998 dalam penelitian Kokuritsu Kokugo Kenkyuujo (2002: 103), jumlah pemelajar Bahasa Jepang di luar negara Jepang mencapai 2.100.000 orang.

Berbeda dengan di Jepang, di luar Jepang secara umum terjadi peningkatan yang signifikan secara kontinu dari tahun ke tahun baik dalam jumlah lembaga pendidikan Bahasa Jepang, pengajar, maupun pembelajarnya. Hal ini terjadi karena Bahasa Jepang memiliki keunikan dibandingkan dengan bahasa-bahasa negara lain. Keunikan Bahasa Jepang  dapat  dilihat  dari  aspek-aspek  kebahasaannya  yang  memiliki  karakteristik tertentu yang antara lain dapat diamati dari huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan, gramatika, dan ragam bahasanya.
Menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  (1993:  371),  “gramatika  adalah  tata bahasa”.  Sedangkan menurut Alwasilah (1990: 99).

Kata grammar dalam Bahasa Inggris mengacu kepada seperangkat prinsip-prinsip atau  aturan-aturan  pengetahuan,  baik  ilmu  pengetahuan  sosial  maupun  bidang- bidang teknik. Dalam literatur Grik, grammar adalah salah satu cabang filsafat yaitu yang membicarakan the art of writing. Pada zaman Sahabatqq.com Agen Domino99 dan Poker Online Terbesar di Asia pertengahan, grammar diartikan sebagai seperangkat aturan-aturan, biasanya dalam bentuk buku yang mengatur salah benarnya  pemakaian  bahasa.  Para  ahli  tata  bahasa  sekarang  sepakat  bahwa  tata bahasa itu harus deskriptif, yaitu harus mencatat segala penggunaan bahasa yang  
sebenarnya dan menyusun rumus-rumus untuk menyusun dan mengerti kalimat- kalimat dalam bahasa tertentu.

Baik pengajar maupun pembelajar Bahasa Jepang, perlu memahami dan mengetahui tentang gramatika Bahasa Jepang. Pengetahuan ini merupakan media untuk mempermudah dan memperlancar pemahaman dan penguasaan Bahasa Jepang. Seorang pembelajar bahasa asing, dapat mengerti apa yang dimaksud dalam suatu kalimat sederhana hanya dengan membuka kamus. Namun, untuk dapat memahami kalimat yang lebih kompleks tidak cukup jika hanya mengandalkan kamus tanpa menguasai gramatika bahasa asing tersebut. Oleh karena itu, gramatika merupakan alat yang mantap untuk meningkatkan performance seseorang baik dalam menggunakan bahasa ibu atau pun bahasa asing yang dipelajarinya dengan baik dan benar.

Dari perkembangan pembelajaran Bahasa Jepang yang semakin meluas ini, tentunya ditemukan banyak permasalahan dalam mempelajari Bahasa Jepang. Salah satunya masalah  yang  berhubungan  dengan  bidang  linguistik, yaitu penggunaan kata kerja Bahasa Jepang. Menurut Sutedi (2004:1-2).

Kesalahan berbahasa pada pembelajar, umumnya terjadi karena adanya transfer negative bahasa ibu dengan Bahasa Jepang. Kesalahan yang muncul bisa berupa penggunaan kosakata, penggunaan pola kalimat, dan sebagainya. Dalam bidang semantik  misalnya,  dalam  Bahasa  Indonesia  kalimat  pasif  digunakan  cukup produktif, sementara dalam Bahasa Jepang tidak demikian, bahkan sebagian besar digunakan untuk menyatakan makna meiwaku (merasa diganggu). Tidak sedikit pembelajar menggunakan kalimat pasif Bahasa Jepang seperti dalam Bahasa Indonesia. Manfaat dari mempelajari linguistik Bahasa Jepang bagi pembelajar Bahasa Jepang masih banyak, karena semua materi pelajaran Bahasa Jepang hakekatnya tidak terlepas dari linguistik Bahasa Jepang Sahabatqq.com Agen Domino99 dan Poker Online Terbesar di Asia.

Menurut Sudjianto dan Dahidi (2004:14), dalam kata kerja Bahasa Jepang terdapat bentuk kata kerja yang mengalami perubahan bentuk sesuai dengan keadaan, waktu, tempat, serta siapa dan kepada siapa kalimat tersebut digunakan. Posisi tempat antara subjek dan objek memiliki pengaruh yang amat penting dalam penggunaan kalimat Bahasa Jepang. Hal inilah yang menyebabkan banyak para pemelajar Bahasa Jepang yang terkecoh dengan penggunaan bentuk kata kerja tersebut. Oleh karena itu, saya merasa tertarik untuk menganalisis penggunaan kata kerja Bahasa Jepang dalam skripsi ini.

Rumusan Permasalahan Kata kerja –te iku dan -te kuru dalam penggunaannya harus memperhatikan posisi tempat subjek dan objek, sehingga banyak para pemelajar Bahasa Jepang yang terkecoh dengan  penggunaan  kata  kerja  –te  iku  dan  –te  kuru  dalam  kalimat-kalimat  Bahasa Jepang. Kebanyakan dari para pemelajar yang tidak memperhatikan keterangan tempat dalam suatu kalimat Bahasa Jepang menjadi bingung menggunakan kata kerja tersebut.

Sehingga mereka mengasumsikan bahwa penggunaan kata Sahabatqq.com Agen Domino99 dan Poker Online Terbesar di Asia kerja tersebut adalah sama. Hal ini menyebabkan banyak terjadi kerancuan dan kesalahan dalam menggunakannya. Berdasarkan   hal   tersebut   di   atas,   saya   merasa   tertarik   untuk   menganalisis kemampuan penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru yang mempunyai perpindahan aktivitas dalam Bahasa Jepang.

Dalam skripsi ini, saya akan membatasi ruang lingkup penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru di kalangan mahasiswa jurusan sastra Jepang semester VI dan VIII di Universitas Bina Nusantara pada tahun ajaran 2005 –2006. Adapun tujuan dan manfaat yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperdalam pemahaman penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru supaya para pembelajar Bahasa Jepang dapat menggunakan kata kerja tersebut dengan baik dan benar.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam menulis skripsi ini mula-mula adalah mengumpulkan buku-buku yang akan digunakan, kemudian memilih buku-buku mana saja yang cocok dan dapat digunakan dalam penulisan skripsi ini. Selanjutnya, dari buku-buku tersebut akan dicari dan dipilih data-data yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan metode penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru.

Menurut  Mulyati, populasi merupakan sekumpulan  unit-unit  elementer;  atau  hal yang menjadi sumber pengambilan sampel yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk penelitian yang sifat dan karakteristiknya dapat mewakili populasi sebagai subjek penelitian. Untuk menentukan sampel, saya akan menggunakan teknik sampling Sahabatqq.com Agen Domino99 dan Poker Online Terbesar di Asia.

Seperti yang dikemukakan oleh Hariwijaya dan Triton (2005:66-68), teknik sampling adalah cara pengambilan sampel dari suatu populasi. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling, yakni pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut-paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya, contohnya dalam penelitian ini saya ingin meneliti penggunaan kata kerja –te iku dan –te kuru dalam lingkup mahasiswa jurusan Bahasa Jepang Universitas Bina Nusantara, maka sampel akan diambil dari mahasiswa semester VI dan VIII jurusan Bahasa Jepang Universitas.

Pengumpulan data akan dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner ke populasi sampel, karena metode kuesioner dinilai lebih menghemat waktu dan efektif, sebab jawaban yang ingin saya dapatkan dari responden berupa penulisan kata kerja dengan menggunakan kata kerja –te iku dan –te kuru untuk melengkapi kalimat-kalimat yang disediakan dalam kuesioner. Menurut Mulyati, kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui. Kuesioner dapat disebut sebagai wawancara tertulis, karena isi kuesioner merupakan satu rangkaian pertanyaan tertulis kepada responden dan diisi sendiri oleh responden. Metode kuesioner yang dipandang dari cara menjawabnya ada tiga jenis, yaitu.

Kuesioner terbuka, artinya memberi kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Kuesioner   semi-terbuka,   artinya   pertanyaan   kuesioner   memiliki   beberapa alternatif jawaban yang sudah ditentukan, namun responden masih tetap diberi alternatif jawaban lain yang dianggap cocok dengan pendapatnya sendiri. Kuesioner tertutup, artinya responden tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan Sahabatqq.com Agen Domino99 dan Poker Online Terbesar di Asia.

Sumber:
http://ryananggara.hatenadiary.com/entry/sahabatqq
http://ryananggara.logdown.com/go/661741

Viewing all articles
Browse latest Browse all 10

Latest Images

Trending Articles